SELAMAT DATANG DIDUNIAKU, MARI BERJUANG UNTUK UMAT DAN BANGSA
PERJUANGAN KOE
Photobucket
Clock
Download Lagu
  • Slank
  • Boomerang
  • Naff
  • Comment
    Membangun Kembali Pemuda Nagari
    Senin, 06 Februari 2012

    Oleh
    Reno Fernandes
    (Ketua Umum Badko HMI Sumatera Barat)

    Pemuda adalah aset bangsa yang akan menentukan mati atau hidup, maju atau mundur, jaya atau hancur, sejahtera atau sengsaranya suatu bangsa. Mengutip pernyataan Ali Bin Abi Thalib: “Sesungguhnya di tangan pemudalah segala urusan umat, dan di telapak tangannya hidup dan matinya umat. Pemuda sekarang adalah pemimpin di masa depan. Pemuda memiliki seluruh prasyarat untuk membawa perubahan sebuah bangsa. Fisik yang kuat, otak yang cerdas, waktu yang luang, jiwa yang waras, niat yang tulus, budi yang luhur menjadi kelebihan kaum muda yang tidak dimiliki oleh aktor bangsa yang lain.
    Pada tiap fase, pemuda tidak pernah absen. Pemuda selalu berperan dalam berbagai dinamika bangsa. Kekuatan pemuda terletak pada semangatnya yang tidak pernah putus asa dalam dinamika pergerakan, perjuangan dan karya dalam berbagai bidang baik politik, ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya. Pertama, fase perjuangan. Pada masa itu melahirkan tokoh muda yang peran dan pemikirannya masih bisa diakses hingga kini. Kita bisa menyebutkan nama-nama besar seperti Tan Malaka, HOS Cokroaminoto, Soekarno, Hatta, Syahrir dan para pejuang prakemerdekaan yang lain.
    Pemuda sebagai kelompok kritis diharapkan mampu menangkap getar-getar nurani rakyat dan berani menyuarakan nilai-nilai kebenaran. Itulah sebabnya dalam setiap perubahan sosial selalu menghadirkan pemuda sebagai aktor penting. Karakter kaum muda dituntut untuk responsif, inisiatif, kritis serta optimis. Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa kita di masa depan.
    Dalam konteks lokal masyarakat minangkabau  fungsi dan peran Generasi Muda diakui dan dijunjung tinggi dalam adat. Eksistensi ini Bahkan di ungkapkan dalam pepatah adat minangkabau yang berbunyi “Nan Mudo Pambimbiang Dunia Ancang-ancang dalam nagari yang artinya, Pemuda harapan bangsa ditangan pemuda terletak maju mundurnya bangsa dimasa depan. Namun sangat disayangkan belakangan ini eksistensi pemuda di Minangkabau dikebiri dengan stigma negatif yang tertanam ditengah-tengah masyarakat. Hilangnya kepercayaan kepada pemuda menimbulkan begitu banyak kecemasan. generasi muda dipersepsikan kian sulit menggapai masa depan lebih baik, dan sekaligus juga tidak memiliki karakter, jati diri, etos kebangsaan, sehingga dapat mempengaruhi masa depan bangsa dan negara. Berbagai permasalahan yang selalu diperbincangkan tentang generasi muda. mulai dari masalah moral, sampai kepada masalah Pendidikan.
    Salah satu permasalahan yang sering dibahas terkait dengan generasi muda adalah ketahanan budaya dan kepribadian budaya lokal khususnya di Minangkabau kalangan generasi muda yang dinilai semakin luntur. Dalam konteks tudingan ini menurut penulis adalah sesuatu yang tidak adil dilontarkan kepada generasi muda di Minangkabau. Disatu sisi memang banyak fakta yang menunjukkan terjadinya degradasi eksistensi pemuda dimana kita lihat minimnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pemuda dimana saja, dikampung maupun dikota. namun tidak fenomena seprti ini tidak bisa disalahkan seutuhnya kepada pemuda. Semua terjadi juga disebabkan oleh element lainnya.
    Dalam konteks daerah Sumatera Barat yang notabene masayarakat dengan suku minangkabau idelanya memiliki pemuda dengan semangat yang tinggi, namun sangat disayangkan semua harapan tersebut berbanding terbalik. Selain itu ada yang menarik untuk kita kaji dalam tulisan ini. Pertanyaannya mengapa semasa pemerintahan desa kegiatan kepemudaan begitu serasa hidup, banyak kegiatan yang bisa dilakukan oleh pemuda didesa-desa. Kegiatan yang  biasanya diangkatkan oleh sebuah organisasi pemuda yang berkembang dimasanya yaitu Karang Taruna. Namun sangat disayangnya disaat pemerintahan disumatera barat kembali kesarangnya yaitu babaliak kanagari, yang menunjukkan cirikhas system pemerintahan minangkabau. Dalam system hidup bernagari idealnya tentu memegang teguh nilai- nilai yang diwariskan oleh nenek moyang dahulunya.
    Pengakuan adat tentang eksistensi pemuda dengan system pemerintahan nagari ternyata tidak terlalalu dihiraukan. Buktinya semenjak Sumatera Barat baliak ka nagari gerakan organisasi pemuda seakan-akan tidak ada. Lihat saja kegiatan pemuda beberapa tahun belakangan ini seolah-olah tidak ada. Yang ada hanya sekelompok pemuda yang berjoget di iringi orgentunggal setiap tahunnya. Tidak lagi terlihat pemuda kasak kusuk latihan randai, tari minang, latihan band, begitu juga dengan organisasinya karang taruna atau organisasi sejenisnya tidak lagi melihatkan wujudnya. Dikampung  tidak ada lagi rapat pemuda terlihat dimasjid atau dibalai pemuda, yang ada hanya kedai-kedai yang diisi sekelompok pemuda nongkrong di lapau-lapau dengan segelas kopi dan kartu koa, domino ditangannya.
    Kenapa hal ini terjadi, jawaban muda saja pemerintahan nagari tidak lagi melihat potensi pemuda. hampir tidak adalagi pemuda yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan ditingkat nagari. Pemuda hanya dijadikan objek eksprimen penguasa dan siap dijadikan kambing hitam atas ketidakberdayaan mengurus masyarakat. tidak ada lagi  fasilitas dinagari teruntuk pemuda. Dari hal ini dapat disimpulkan bahawasanya pemerintahan nagari tidak lagi menghiraukan amanat leluhur minangkabau “Nan Mudo Pambimbiang Dunia Ancang-ancang dalam nagari”ini adalah kesalahan fatal pertama.
    Selain itu anggapan bahwa pemuda harus dibina, dan dianggap negerasi pengacau harus segera dihilangkan. Penulis ingin menegaskan dalam tulisan ini, pemuda yang ada di nagari merupakan potensi yang sangat luar biasa jika diberi kebebasan untuk ber-ekpresi dan tentunya harus difasilitasi. Dalam tulisan ini penulis ingin menggambar salah satu contoh kasus yaitu tentang pengalaman pribadi penulis yang terjadi disalah satu nagari di Sumatera Barat ini Sebut saja nama Nagarinya Salido, di Kabupaten Pesisir Selatan. Daerah ini kebetulan merupakan daerah dimana penulis dilahirkan dan dibesarkan. Jadi memori masala lalu sampai hari ini dapat penulis gambarkan sedikit banyaknya.
    Di kampung kecil itu dahulunya sangat terkenal dengan keaktifan pemudanya. Begitu banyak kegiatan pemuda yang terkelola dengan baik oleh organisasi pemuda atau sebut saja karang taruna desa itu. Sedikit penulis gambarkan tentang salah satu aktivitas pemuda yang sangat bermanfaat dimasanya. Minyalnya dalam persiapan menyambut hari raya Idul fitri. Biasanya dikampung salido ini 2 bulan menjelang hari raya pemuda disana sudah kasak-kusuk mempersiapkan sebuah acara seperti malam pertunjukan seni. Aktivitas pemuda sangat Nampak mulai dari latihan drama, randai, tari sampai puisi dipersiapkan dikampung kecil itu. Semua berbagi peran ada yang sibuk mencari dana, ada yang sibuk mempersiapkan sarana dan prasarana lainnya. Acara yang akan dilaksanakan pada saat lebaran itu sungguh menjadi hiburan masayarakat. Menurut pengakuan para perantau acara inilah yang membuat mereka rindu pulang kekampung halamannya. Moment acara ini biasanya dijadikan ajang penggalangan dana untuk pembangunan kampung. Inilah gambaran hebatnya pemuda pada masa pemerintahan desa diterapkan di minangkabau namun disaat semua babaliak kanagari aktivitas seperti itu  telah tiada.
    Semenjak pemerintahan kembali kenagari pemuda dikampung seolah-olah kebingungan apa yang mau diperbuatnya. Desa-desa lama digabungkan kedalam satu nagari dan tentunya sitem kepemudaan yang telah lama ada harus berubah. Dalam perubahan system ini ternyata ada salah satu sub system masyarakat yang terlupakan untuk diperbaruhi dengan serius yaitunya kepemudaan. Sehingga hal ini membuat koordinasi pemuda dinagari menjadi tidak jelas. Hal ini menurut penulis merupakan pemicu hilangnya aktivitas pemuda dalam konteks nagari diminangkabau.
    Berdasarkan fenomena yang tergambar dari kasus diatas. Terjawab sudah kenapa pemuda nagari minim kegiatan karena memang sangat sedikit peluang yang diberikan pada generasi muda. Selain itu banyak fakta yang menunjukkan bahwasanya keinginan pemuda untuk kembali beraktivitas dinagari dalam rangka membangun nagari sangatlah tinggi namun kenyataannya mereka tidak mendapat keterbukaan ruang untuk bergerak.
    Untuk itu sudah saatnya pintu dibuka kembali. Sudah saatnya pula kita harus berbuat bersama-sama untuk kepentingan bersama. Disaat pemerintah telah lupa sudah selayaknya kita mengingatkan dan berbuat. Banyak upaya yang bisa kita lakukan  untuk pembangunan generasi muda ini. Menurut penulis salah satu upaya yang harus dilakukan segera adalah menggerakkan element eksternal dalam artian organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan sebagai agent of change harus segera bergerak.  misanya KNPI sebagai tempat berhimpunnya OKP jangan hanya sekedar gagah-gagahan dengan statusnya.  KNPI harus bertanggung jawab membuat kembali pemuda di Nagari berdaya dan berkarya.
     Untuk saat ini disaat mati surinya aktivitas kepemudaan ditingkat nagari. Sudah saatnya kita bersama-sama untuk turun gunung meletakkan kembali system kepemudaan di Nagari. Kegitan sederhana yang harus segera dilaksanakan adalah memberikan kembali pemahaman tentang hakikat kepemudaan, hakikat organisasi dengan cara sederhana misalnya dengan mengadakan pelatihan kepemimpinan, managemen, dan pengetahuan keorganisasian kepada pemuda di Nagari. Tidak hanya KNPI, organisasi kemahasiswaan lainnya seperti HMI, PMII, PII, IMM, dll sudah selayaknya mengabdi langsung ketengah masyarakat dengan melaksanakan program-program pendampingan pemuda nagari, baik dalam bentuk pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan dll.
    Selai itu element lain yang juga harus kembali taubat adalah pemerintah baik Nagari, Kabupaten, dan Provinsi. sebagai kelompok yang sangat bertanggung jawab untuk pengembangan masyarakatnya juga harus segera memberikan dukungan fasilitas yang memadai kepada kegiatan-kegiatan kepemudaan. jangan hanya berani muncul dibaliho dengan senyum yang memukau. Mari kita bersama membangun Negeri tercinta ini. Bangkitnya dinamika kepemudaan di Sumatera Barat ini penulis yakin akan kembali membangkitkan perekonomian masyarakat Sumatera Barat. semuanya pasti mutualisme simbiosis yakin usaha sampai. Percayalah “Nan Mudo Pambimbiang Dunia Ancang-ancang dalam nagari”

    posted by RENO FERNANDES @ 23.52  
    0 Comments:

    Posting Komentar

    << Home
     
    TENTANG KOE

    Name: RENO FERNANDES
    Home: Padang, Sumatera Barat, Indonesia
    About Me:
    See my complete profile
    JANTUNG KOE
    Photobucket
    KARYA KOE
    Archives
    Links
    Powered by

    BLOGGER

    © RENO FERNANDES Blogger Templates by FUAD NARI