SELAMAT DATANG DIDUNIAKU, MARI BERJUANG UNTUK UMAT DAN BANGSA
PERJUANGAN KOE
Photobucket
Clock
Download Lagu
  • Slank
  • Boomerang
  • Naff
  • Comment
    LINTAS BUDAYA DAN MULTIKULTURALISME
    Rabu, 17 November 2010

    RENO FERNANDES
    (Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah Hmi Cabang Padang)
     
             Indonesia merupakan negara dengan keragaman suku bangsa yang luar biasa, memiliki potensi positif seperti pariwisata dan potensi negatif seperti konflik antar suku bangsa. Oleh karena itu pemahaman akan keragaman suku bangsa dengan kebudayaannya masing-masing menjadi penting. Untuk dapat memanfaatkan keragaman Suku Bangsa menjadi kekayaan Bangsa tentu sangat diimpikan sebuah keadaan Keteraturan dalam masyarakat. Untuk menciptakan Keteraturan tersebut maka dipandang perlu memahami konsep  lintas budaya (cross cultural) dan diakhiri dengan perspektif multikultural dalam memahami keragaman di Indonesia.
                Konsep Lintas budaya atau silang Budaya/ cross cultural merupakan konsep yang sudah dipakai sejak awal abad ke-20, setelah berkembangnya perspektif fungsionalisme dalam ilmu antropologi. Konsep ini digunakan untuk memahami kebudayaan suku bangsa tertentu dengan metode perbandingan. Perbandingan yang dipakai di dalam antropologi adalah dalam rangka memahami kebudayaan suku bangsa tertentu melalui pelukisan kebudayaan suku bangsa atau etnografi dan membandingkannya dengan gambaran etnografi suku bangsa lainnya. Konsep lintas budaya yang diharapkan dalam memahami keragaman kebudayaan suku bangsa di Indonesia bukan dalam pemahaman etnosentrisme, melainkan relativisme kebudayaan.
                Untuk bisa sampai kepada relativisme kebudayaan itu, setiap orang dari kebudayaan yang berbeda harus mampu berempati, menempatkan diri anda ke dalam suasana kebudayaan suku bangsa tertentu yang berbeda dengan kebudayaan suku bangsa sendiri. Artinya harus bisa membuang pandangan negatif-subjektif-etnosentrisme terhadap suku bangsa lain. Kita juga harus bisa memahami nilai-nilai budaya dan agama yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang anda anut. Selain itu bagaimana setiap orang Indonesia bisa memahami dan mewujudkan pemahaman itu di dalam kehidupan sehari-hari. Manfaatnya melalui relativisme kebudayaan ini bisa menghindari terjadinya konflik antar suku bangsa di Indonesia.

    Multikulturalisme
                Konsep multikulturalisme yang mulai didengungkan sekarang, memiliki akar kata kultur atau kebudayaan. ‘Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkkan perbedaan di dalam kesederajatan.’ Perbedaan dalam hal ini berasal dari banyaknya kebudayaan, termasuk kebudayaan suku  bangsa dan perbedaan pada tingkat individual. Dikatakan sebagai ideologi karena penilaian yang sederajat terhadap orang lain sudah menjadi milik orang per orang, tertanam di dalam sistem pengetahuannya dan sudah dijalankan di dalam kehidupan sehari-hari. ‘Multikulturalisme menjadi keyakinan untuk terwujudnya pluralisme budaya, dan terutama memperjuangkan kesamaan hak dari berbagai golongan minoritas baik secara hukum maupun secara sosial.
                Multikulturalisme berbeda dari konsep pluralisme yang menekankan keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaannya, sehingga setiap kebudayaan dipandang sebagai entitas yang distinktif, maka multikulturalisme lebih menekankan relasi antar-kebudayaan, dengan pengertian bahwa keberadaan suatu kebudayaan harus mempertimbangkan keberadaan kebudayaan lainnya. Dari sini lahir gagasan kesetaraan, toleransi, saling menghargai, dan sebagainya.
                Ideologi multikulturalisme akan memunculkan kesetaraan dalam keragaman. Masyarakat multikultural adalah cerminan dari masyarakat sipil (civil society). Konsep ini sejalan dengan konsep relativisme kebudayaan sebagaimana yang telah dikembangkan di dalam antropologi, sebagaimana telah dipaparkan di atas. Ideologi ini harus dipahami dan dikembangkan dan menjadi milik bangsa Indonesia, sehingga bisa diterapkan ke dalam berbagai pranata di dalam masyarakat, seperti di pendidikan, politik, hukum dan ekonomi. Dengan pemahaman ideologi ini konflik antar suku bangsa dapat diredam karena telah adanya penghargaan yang setara terhadap perbedaan-perbedaan yang ada di dalam masyarakat.
                Pemahaman akan nilai-nilai kebudayaan suku bangsa yang berbeda sangat mendukung terciptanya masyarakat Indonesia yang bebas konflik antar suku bangsa. Untuk itu diperlukan pemilikan dan pemahaman perspektif relativisme kebudayaan dan ideologi multikulturalisme dalam memahami hubungan antar suku bangsa di Indonesia pada tingkat individual dan kelompok. Lintas budaya atau cross cultural dipakai tidak lagi sekedar sebagai metode komparasi atau perbandingan dalam pemahaman banyak kebudayaan yang berbeda, tetapi digunakan sebagai sudut pandang dengan empati untuk mengetahui bahwa orang lain yang memiliki nilai-nilai kebudayaan suku bangsa yang berbeda dari kita tidak menjadi antipati. Semua ini penting bagi calon pramuwisata yang akan ‘menjual’ aset kebudayaan suku bangsa, seperti adat istiadat, para sarjana atau siapa pun yang bekerja di lingkungan kebudayaan suku bangsa yang berbeda. Bahkan kesadaran akan kebudayaan yang setara dari keragaman suku bangsa yang ada di Indonesia penting bagi calon-calon pemimpin Indonesia selanjutnya, sehingga dapat menghindari konflik seperti yang banyak terjadi di awal reformasi.
    Tulisan Ini di Publikasikan di Harian Singgalang Minggu, 21 November 2010


    posted by RENO FERNANDES @ 01.17  
    0 Comments:

    Posting Komentar

    << Home
     
    TENTANG KOE

    Name: RENO FERNANDES
    Home: Padang, Sumatera Barat, Indonesia
    About Me:
    See my complete profile
    JANTUNG KOE
    Photobucket
    KARYA KOE
    Archives
    Links
    Powered by

    BLOGGER

    © RENO FERNANDES Blogger Templates by FUAD NARI